Rabu, Desember 24, 2008

gank motor di bandunk ko jadi brutal??

Awalnya geng motor hanya kumpulan anak-anak remaja yang hobi ngebut dengan motor, baik siang maupun malam hari di Kota Bandung. Mereka melakukan balapan motor alias trek-trekan di jalanan umum. Tapi kini, geng motor kini sudah meresahkan masyarakat, karena sepak terjangnya makin beringas.

Kelompok ini sekarang sudah menyebar ke berbagai wilayah, meski organisasi induknya tetap berada di Kota Bandung, Jawa Barat.

Untuk mengetahui, kenapa mereka berubah brutal dan jahat, kita mesti lebih dulu mengetahui latarbelakang organisasinya dan doktrin yang diterapkan saat mereka direkrut yang disebut sumpah.

Setiap anggota geng motor dalam sumpahnya,
harus berani melawan polisi berpangkat komisaris ke bawah. Anggota harus berani melawan orangtuanya sendiri. Sumpah terakhir, anggota harus bernyali baja dalam melakukan kejahatan .


Demikian tiga sumpah anggota geng motor di Bandung dalam 'buku putihnya' yang ditemukan polisi pada tahun 1999. Dokumen setebal 20 halaman yang diamankan Kapolwiltabes Bandung saat itu, Kolonel (Kombes-Red) Yusuf Mangga Barani, nampaknya menjadi 'sumpah' atau patokan geng motor selama ini.

4 GENG TERKENAL
Berdasarkan penyelidikan, ada empat geng terkenal di Kota Bandung, yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GRB), Berigadir Seven (Briges) dan Mounraker yang pada hakikatnya memiliki 'ideologi' sama, mencetak anggota dari kalangan siswa SMP dan SMA menjadi remaja yang berperilaku jahat dan tak lepas dari tiga sumpah di atas. Anggota bukan saja laki-laki, tetapi banyak juga remaja putri yang senang ngumpul-ngumpul, berbaur dengan putra.

Merujuk dari tiga poin doktrin geng motor tersebut, dapat dimaklumi kalau mereka selalu berbuat jahat karena termotivasi doktrin yang ada di kumpulanya itu. Hanya saja, aksi kejahatan mereka kini semakin membabi buta. Bukan saja sebatas tawuran atau merampas sepeda motor, tapi mereka sudah berani merampok dan membunuh. Masalah kejahatan inilah yang kini jadi 'momok' warga Bandung untuk keluar pada malam hari. Dan sering membuat kewalahan polisi untuk memberantasnya.

POTONG JARI
Geng XTC berdiri pada tahun 1982 di Kota Bandung. Dengan menancapka bendera putih biru muda bergambarkan lebah itu awalnya didirikan sekelompok anak SMA swasta elite di kota ini. Rekruitmen anggota terus digenjot kelompok ini. Sehingga pada usia belasan tahun geng ini mampu menarik anak sekolah dan dengan cepat berkembang di daerah-daerah di Jawa Barat.

Exalt To Coitas tercatat beranggotakan di atas 5.000 orang. Anggota ini tersebar mulai Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Ciamis, Garut, Tasikmlaya, Sumedang, Cianjur, Subang, hingga Cirebon dan Kuningan. Sejalan dengan tipe lebah, anggota geng tersebut selalu kompak bila ada anggotanya yang disakiti anggota geng lain. Bagaikan lebah, ketika disakiti, mereka terus memburu musuh-musuhnya yang menggangu kenyaman hidup mereka.

"Kami mengakui kalau XTC merupakan geng terbesar di Bandung dibanding tiga geng lainnya. Kekuatan semakin besar egonya pun tak ketulungan. Walau geng lain tak menggangu, XTC selalu membuat masalah," kata sejumlah pentolan geng motor yang menolak ditulis namanya.

XTC geng motor yang terkuat saat ini. Jumlah anggota semakin bertambah, sehingga 'daerah jajahan' nya pun semakin luas. Semula XTC hanya menguasai sejumlah ruas jalan di Kota Bandung mulai Jalan Peta, Buahbatu, Gatot Subroto dan Jalan Diponogoro. Namun, belakangan, daerah kekuasaan geng ini semakin bertambah dan mampu mencaplok daerah Jalan Dago, Pasteur hingga Kiaracondong.

Dengan adanya eksvansi daerah kekuasaan ternyata banyak menyinggung kewibawaan geng motor lainnya di Kota Bandung. Buntunya, percikan pertengkaran dan saling serang menyerang terus terjadi meski harus menumbalkan nyawa anggotanya.

"Diakui atau tidak, geng XTC dimusuhi tiga geng lainnya. Ini bukan impian tapi kenyataan," kata para remaja di Bandung.

Dalam membuat anggota baru, XTC memiliki cara tersendiri. Para anggota yang datang dari lingkungan sekolah SMP dan SMA selalu digodok di daerah Lembang selama empat hari untuk mengikuti training loyalitas.

Polisi jajaran Polwiltabes Bandung mencatat, training loyalitas yang diterapkan bukan berupa pelajaran sekolah, melainkan berupa penggojlokan fisik mulai ditendang diinjak dan dipukul. "Penyiksaan ala IPDN terhadap praja lebih ringan dibanding penyiksdaan di XTC. Dan cuplikan gambar tersebut ada di "CD" yang berhasil diamankan Polwiltabes," kata sejumlah anggota polisi.

Yang lebih parah lagi, semua anggota baru yang lulus dalam uji loyalitas, harus mengikuti tes terakhir ketika mereka pulang ke rumah. Tes itu berupa mengendarai sepeda motor Lembang-Bandung tanpa harus menggunakan rem . "Latihan ini yang kini terus dikembang dalam aksi kejahatan perampasan perampokan dan penyerangan di tengah jalan," kata dia. Anggota XTC memiliki keunikan tersendiri dalam organisasinya.

Setiap orang mengundurkan diri dari keanggotaanya yang bersangkutan diharuskan potong jari kelingking. Upacara ini menandakan kesetiaan seseorang terhadap geng. Luar biasa !

MINUM DARAH ANJING
Berbeda dengan geng motor Brigadir Seven (Briges) dalam merekrut anggota barunya. Tiga doktrin utama seperti musuhi polisi, lawan orang tua, dan berlaku jahat di tengah malam terus dikembangkan pada tubuh geng yang semula beranggotakan siswa SMA 7 Bandung. Terhadap anggota baru, Komandan Briges terus melakukan uji nyali mulai keterampilan dalam beraksi hingga mereka diharuskan minum darah anjing dan ayam. Konon, dua darah ini bisa menubuhhkan rasa berani pada diri seseorang.

Dengan keberaniannya dalam beraksi, Briges mengalami perkembangan cukup lumayan. Di bawah bendera negera Jerman bergambarkan kelelawar hitam, Briges terus mengembangkan sayap dalam dunia geng hingga mengalami kekuatan kedua setelah XTC.

Dalam dunia 'pergengan' di Bandung, Briges yang berdiri pada tahun 1980-an menempati posisi kedua dan sekaligus musuh bubuyutan XTC.

Beberapa tahun belakangan, Briges berubah arti. Semula Brigadir Seven, tiba-tiba pada tahun 1999 berubah menjadi Brigadir Gestapu. Ketika nama Gestapu melekat pada kelompok mereka aksi brutalnya pun semakin menjadi-jadi. Setiap hari terus tawuran dan menyerang sekolah-kolah di Bandung. Tak kurang dari seminggu tiga kali, Beriges selalu bentrok dengan XTC.

Dalam pencaturan wilayah kekuasaan, Briges hanya mengendalikan beberapa jumlah ruas jalan yang ada di Bandung. Jalan Lengkong Kecil dan Besar, tempat sekolah mereka berdiri, merupakan daerah kekuasaan utamanya yang tak bisa diganggu siapapun. Ketika nyalinya semakin tinggi, Jalan Asia Afrika berhasil diambilalih termasuk Jalan Sudirman kota Bandung.

Moonraker, geng motor yang beridiri pada tahun 1978. Para pendiri geng ini merupakan siswa SMA yang ada di Jalan Dago yang mencintai dunia balapan motor pada waktu itu. Nama geng itu sendiri diambil dari judul film James Bond yang sedang naik daun pada waktu itu. Dalam pencaturan jumlah anggota geng ini di bawah Briges. Kecilnya anggota bukan jadi ukuran dalam dunia kejahatan.

Anggota Moonraker sama saja dengan yang lain, beringas, ganas dan selalu siap perang pada malam hari. Di bawah naungan bendera merah putih biru bergambarkan kelelawar, Mounraker mampu berkuasa di kota ini. Sepanjang Jalan Dago, Dipati Ukur dan Dago pojok merupakan wilayah kekuasaanya. Belakangan geng ini sering bentrok dengan XTC menyusul sebagian wilayahnya telah dieksvansi geng itu.

Grab On Road (GRB) merupakan geng motor paling bontot di Kota Kembang. Anggota mayopritas anak SMP 2 yang memiliki hobi balapan setiap malam. Di bawah bendera merah kining hitam, geng tetap berjalan meski anggotanya hanya sedikit dibanding tiga geng lainnya.

Daerah kekuasaan mereka sepanjang Jalan Sunda, Sumatera dan sekitarnya.

"Geng ini lamban dalam melakukan perkerutan anggota. Hal itu tertjadi karena pentolan pengurus masih anak SMP sehingga pola pegembangan organisasdinya cukup lamban. Kejahatan, jangan ditanya. Beringasnya sama saja," kata polisi.

Tidak ada komentar: